Satelit SATRIA-1 Capai Orbit, Ternyata Ini Kegunaannya?

Satelit SATRIA-1 (singkatan dari Satelit Republik Indonesia) adalah satelit multifungsi yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia.

Satelit ini berhasil diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat pada 18 Juni 2023 pukul 18.21 waktu Florida atau pukul 05.21 WIB.

Satelit ini dibawa oleh roket Falcon 9 milik SpaceX, perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk. dikutip dari nexiabet

Spesifikasi dan Teknologi SATRIA-1

SATRIA-1 merupakan satelit super canggih pertama yang sepenuhnya dimiliki dan dikendalikan oleh pemerintah Indonesia.

Satelit ini dibuat oleh Thales Alenia Space, perusahaan asal Prancis, pada tahun 2020. Satelit ini memiliki tinggi 6,5 meter, bobot 4,5 ton, dan mampu beroperasi sampai 15 tahun sejak mengorbit.

SATRIA-1 termasuk ke dalam jenis Very High Throughput Satellite (VHTS) dengan kapasitas 150 gigabita per detik (Gbps) dengan frekuensi Ka-Band.

VHTS adalah satelit yang mampu mengirim dan menerima data dengan kecepatan tinggi dan efisiensi spektrum yang tinggi.

Frekuensi Ka-Band adalah rentang gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang antara 26,5 hingga 40 gigahertz (GHz). Frekuensi ini memiliki keunggulan dalam hal kualitas sinyal dan bandwidth yang besar.

Proses dan Posisi SATRIA-1 di Orbit

Setelah peluncuran, SATRIA-1 akan melakukan Electric Orbit Raising (EOR) selama sekitar 145 hari sejak pemisahan satelit dari kendaraan peluncurnya hingga tiba di posisi orbit 146 Bujur Timur.

EOR adalah proses untuk meningkatkan ketinggian orbit satelit dengan menggunakan mesin listrik yang hemat bahan bakar.

Posisi orbit 146 Bujur Timur adalah lokasi di atas Pulau Papua, dimana satelit akan tetap berada di atas titik yang sama di permukaan bumi.

Di posisi orbit tersebut, satelit akan menjalani serangkaian tes, seperti In Orbit Testing (IOT), In-Orbit Acceptance Review (IOAR), dan End-to-End Test (E2E Test), untuk memastikan kinerja satelit yang optimal.

IOT adalah pengujian fungsi dan parameter satelit di orbit. IOAR adalah penilaian kelayakan satelit untuk digunakan sesuai dengan persyaratan kontrak.

E2E Test adalah pengujian konektivitas antara satelit dan stasiun bumi serta remote terminal ground segment (RTGS). RTGS adalah perangkat penerima sinyal satelit di lokasi layanan publik.

Direncanakan pada minggu keempat Desember 2023, SATRIA-1 akan siap beroperasi (ready for service) dan terhubung dengan stasiun bumi serta siap untuk dihubungkan dengan RTGS di lokasi layanan publik.

Kegunaan dan Manfaat SATRIA-1

Satelit SATRIA-1 digunakan pemerintah Indonesia untuk memperkuat jaringan internet dan layanan digital di 150 ribu titik terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Kehadiran SATRIA-1 dapat mendukung kegiatan sekolah dan pesantren, percepatan layanan publik di kantor pemerintahan daerah, data puskesmas dan rumah sakit daerah, serta membantu pengawasan wilayah oleh TNI dan Polri.

Satelit SATRIA-1 juga dapat meningkatkan akses informasi dan komunikasi bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau oleh infrastruktur telekomunikasi lainnya.

Dengan demikian, SATRIA-1 dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.

Satelit SATRIA-1 merupakan salah satu bukti kemajuan teknologi dan kemandirian Indonesia di bidang antariksa. Satelit ini menandai Indonesia sebagai negara pemilik satelit terbesar di Asia dan kelima di dunia.

Satelit ini juga menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia Maju dan Indonesia Emas 2045.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Journey Blog by Crimson Themes.